influencer

 




Pengertian Influencer Marketing

Zaman serba digital membuat banyak orang harus pandai menyesuaikan diri, termasuk kamu dan bisnis yang sedang kamu jalani. Terkait aktivitas pemasaran atau marketing, kamu sebagai pemilik bisnis dituntut untuk bisa melakukan pemasaran di dunia maya alias online marketing.

Aktivitas ini lazim disebut dengan digital marketing. Cara kerjanya adalah memanfaatkan internet sebagai pembuka peluang lebih besar untuk bisnis kamu. Strategi ini dikemas secara modern dan sesuai perkembangan zaman dengan memanfaatkan platform dalam jaringan.

Jika bisnismu saat ini memiliki target konsumen yang berasal dari media sosial, menggunakan jasa influencer marketing bisa kamu coba untuk meluaskan jangkauan serta mampu membuka peluang untuk kolaborasi dengan bidang lain.

Sesuai dengan sebutannya, pengaruh adalah kekuatan penting seorang influencer. Mereka adalah salah satu alasan banyak pemilik bisnis yang mengajak bekerja sama untuk mempromosikan sebuah produk atau jasa karena pengaruhnya tersebut.

Dikutip dari Hariyanti dan Wirapraja (2018:141), influencer adalah seseorang atau figur dalam media sosial yang memiliki jumlah pengikut yang banyak atau signifikan. Hal yang mereka sampaikan dapat memengaruhi perilaku dari pengikutnya. Sederhananya, influencer memiliki pengaruh bagi pengikutnya untuk melakukan sesuatu. Itu sebabnya, dalam memperkuat pemasaran dan promosi menggunakan media digital, menggunakan jasa seorang influencer adalah salah satu strateginya.

Mengutip dari Marketing Hub, influencer adalah seseorang yang memiliki kekuatan untuk memengaruhi keputusan orang lain karena dia memiliki otoritas, pengetahuan, posisi, atau karena hubungannya dengan publik atau audiens. Biasanya, influencer adalah seseorang yang berprofesi sebagai blogger, YouTuber, selebritas, atau seorang public figure yang memiliki jumlah pengikut puluhan ribu hingga jutaan di media sosial dan dianggap penting di lingkungan komunitas tertentu.

Influencer marketing merupakan salah satu strategi pemasaran sebuah perusahaan dengan cara mengajak seorang influencer bekerja sama dalam rangka meningkatkan brand awareness sekaligus penjualan yang disesuaikan dengan target pasar tertentu.

Sebagai orang yang aktif menggunakan media sosial, kamu pasti sudah sering melihat para selebritas atau orang terkenal pada sebuah komunitas mendapatkan endorse dari sebuah produk yang berulang kali muncul di lini masa. Influencer marketing termasuk kategori native ads atau konten berbayar yang menampilkan bentuk, kualitas, dan fungsi sama menariknya dengan konten organik yang dibuat oleh media promosi lainnya.

Hasil kerja samanya bisa bervariasi, tergantung dari keahlian setiap influencer tersebut. Mereka juga dikenal dengan istilah key opinion leader, meskipun memiliki latar belakang berbeda, sehingga tidak ada yang benar-benar mirip ketika disampaikan kepada pengguna internet.


Jenis-Jenis Influencer Berdasarkan Jumlah Followers

Seiring berkembangnya teknologi komunikasi dan informasi di dunia digital, terutama di media sosial, definisinya kini sudah ada jenis-jenisnya dan memudahkan warganet mengetahuinya. Oddie Randa, seorang Chief Operations Officer Gushcloud Marketing Group, mengatakan bahwa influencer terbagi menjadi tiga kategori berdasarkan jumlah pengikutnya di media sosial.

  • Nano: Jumlah pengikutnya di bawah 10.000 akun.
  • Micro: Jumlah pengikutnya 10.000 hingga 100.000 akun.
  • Macro: Jumlah pengikutnya lebih dari 100.000 akun.

Lebih lanjut kata Oddie, “Jika sudah di atas satu atau dua juta followers itu hitungannya selebritas atau kita sebut premium influencer. Sebutan selebritas di sini tidak mesti mereka yang sudah masuk televisi, tapi terkenal”.

Penjelasan singkatnya di bawah ini.


1. Nano Influencer

Nano adalah partikel terkecil dengan ukuran 50.000 lebih kecil dari ukuran rambut manusia. Nah, jenis pemengaruh dengan jangkauan paling kecil adalah nano influencer dengan jumlah pengikut 1.000 hingga 10.000 orang. Meski jumlah pengikutnya sedikit, nano influencer adalah pilihan populer karena biayanya murah dan menawarkan cukup banyak keuntungan lainnya. Tidak sedikit perusahaan yang memilih bekerja sama dengan influencer baru dengan pengikut tidak lebih dari 2.000.

Alasannya adalah karena makin kecil jangkauan pemengaruh membuat jangkauan target sebuah perusahaan semakin banyak. Bekerja sama dengan nano influencer bisa membuat brand kamu mendapatkan keuntungan lain dari komunitas yang menjadi pengikutnya. Karena jumlah pengikut sedikit inilah yang membuat antara influencer dan pengikutnya bisa saling berinteraksi dan lebih mengenal melalui platform media sosial hingga engagement yang terjadi pun makin tinggi.

Karena komunitas yang menjadi followers dari nano influencer tergolong kecil dan bersifat erat serta dekat, kampanye yang dilakukannya juga memiliki sentuhan lebih intim dan personal. Para pengikut dari nano influencer merasa seolah mendapatkan rekomendasi dari orang yang mereka percaya seperti layaknya teman. Mereka pun cenderung akan mengambil tindakan berdasarkan iklan atau ulasan produk dari jenis ini.

Meski terkadang, nano influencer jarang mengidentifikasi diri mereka sebagai pemengaruh karena bagi mereka sosial media hanyalah saluran untuk menuangkan ide atau hobi. Bisa jadi, cara mereka bekerja pun tidak atau belum terlalu profesional. Harap diingat bahwa engagement yang kuat akan meningkatkan kepercayaan pengikutnya makin tinggi dengan biaya sangat murah dan terjangkau.

2. Micro Influencer

Setingkat di atas nano, micro memiliki jumlah pengikut 10.000 hingga 100.000. Secara umum, masyarakat dan warganet memiliki kepercayaan lebih tinggi terhadap jenis ini karena ada bidang tertentu yang dikuasainya.

Mereka biasanya mendapatkan followers karena memiliki kanal YouTube dengan topik khusus seperti kecantikan, ulasan gawai, traveling, kuliner, atau lainnya. Atau mereka yang sudah membangun akun Instagram dan perlahan meningkatkan jumlah pengikut karena aktif mengunggah konten berkualitas dan spesifik secara reguler dengan topik tertentu.

Biasanya micro adalah seorang health expert, beauty expert, atau keahlian lainnya pada dua media sosial tersebut. Makin niche tema konten media sosialnya, makin mudah pula engagement yang akan terbentuk secara organik. Karena keahliannya inilah, micro bisa mendapatkan pengikut yang setia dan percaya dengan setiap konten yang mereka unggah di media sosial. Biasanya segmen yang dicari dalam menggunakan jasa micro adalah usia 18 hingga 24 tahun.

Loaded0.00%

Untuk biaya yang harus dikeluarkan seorang pebisnis agar bisa bekerja sama dengan micro masih tergolong murah dan terjangkau.

3. Macro Influence

Makin meningkat jumlah pengikut media sosialmu, kamu bisa disebut sebagai macro. Jenis ini bisa disematkan bila sudah memiliki sekitar 100.000 hingga satu juta pengikut. Engagement antara influencer dan pengikutnya tetap ada, tetapi terlihat kurang kuat. Dengan jumlah followers sebanyak itu, pasti kebutuhan jangkauan pesan yang ingin disampaikan makin luas dan berdampak pada biaya yang dikeluarkan akan lebih besar.

Macro cenderung memiliki pengikut atau audiens beragam dengan minat bermacam-macam. Mereka rata-rata sangat peduli dengan brand awareness yang dibutuhkan klien. Mereka pun lebih mudah diakses dan dihubungi daripada mega.

4. Mega Influencer

Dengan jumlah pengikut lebih dari 1 juta disebut dengan istilah mega influencer. Secara umum, jenis yang satu ini berprofesi sebagai artis atau orang berpengaruh di masyarakat dengan jangkauan pengaruh dan pengikut secara nasional.

Jumlah followers sangat banyak memungkinkan bagi pemengaruh menyebarluaskan pesan dalam waktu singkat dengan jangkauan lebih luas. Namun, hal ini pun berpengaruh terhadap dana dan biaya yang harus dikeluarkan pebisnis karena jumlahnya sangat besar.

Selain itu, mega belum tentu bisa dianggap ahli di sebuah bidang tertentu. Karena seperti yang sudah umum terlihat di media sosial para mega itu adalah status mereka rata-rata selebritas. Seperti selebritas kebanyakan, akun mega  itu akan berfokus pada kehidupan sehari-hari daripada sebuah topik tertentu alias tidak niche. Artinya, bisa jadi influencer tersebut tidak tahu apa pun tentang bisnis kamu dan followers mereka tidak tertarik dengan brand kamu.

Jenis-Jenis Influencer Berdasarkan Platform Media Sosial

Jika di atas adalah pembahasan tentang kategori influencer berdasarkan jumlah followers, di bagian ini adalah kategori platform yang digunakan oleh para influencer tersebut.

1. Blogger

Jenis influencer yang satu ini sudah lebih dahulu dikenal di kalangan penulis blog atau pembaca blog secara umum. Tulisan mereka dicari berdasarkan kata kunci yang disematkan di dalam setiap posnya. Blogger adalah seseorang yang memiliki dan/atau mengelola sebuah blog. Cukup banyak blog yang digunakan atau difokuskan untuk melakukan ulasan/review tentang suatu produk, misalnya gawai terbaru atau skincare.

Ulasan yang ditulis di sebuah blog bisa dibilang lebih lengkap dan panjang, hingga pembaca mendapatkan informasi lebih jelas daripada jika didapatkan di media sosial lain. Jika blogger tersebut memiliki pembaca setia cukup banyak, mudah bagi blogger untuk merekomendasikan sebuah produk berdasarkan gaya tulisan dan arahan klien dan menarik minat pembaca untuk mencoba membeli dan menggunakan produk tersebut.

Jumlah pembaca sebuah blog berpengaruh terhadap keberhasilan kampanye sebuah produk hingga ke tahap pemasarannya.

2. Influencer YouTube

Lebih dikenal dengan istilah YouTuber, para influencer yang memiliki pelanggan/subscriber setia ini selalu membuat konten dalam bentuk video tentang sebuah informasi, termasuk ulasan produk. Berbeda dengan blogger yang menulis sebuah informasi atau ulasan produk di sebuah blog, YouTuber mengulas sesuatu dalam bentuk video.

Awalnya, istilah yang disematkan kepada mereka adalah vlogger alias video blogger. Peran influencer YouTube atau YouTuber in terlihat signifikan, terutama seiring perkembangan teknologi dunia digital seperti sekarang ini. Alasannya adalah karena lebih dari 90% pengguna internet mengenal suatu produk baru melalui video yang diunggah di platform YouTube. Dari sebuah video, para penonton bisa melihat dengan jelas bagaimana gambaran produk yang sedang diulas oleh YouTuber tersebut.

3. Influencer Instagram

Istilah yang lebih akrab atau sering didengar untuk seorang influencer Instagram adalah selebgram atau selebritas Instagram. Biasanya merujuk pada seorang publik figure yang menggunakan platform Instagram untuk merekam aneka kegiatannya, termasuk mengulas sebuah produk.

Instagram terhitung potensial untuk menyasar pasar di Indonesia karena negara kita ini menempati urutan keempat dengan jumlah 59 juta pengguna Instagram terbanyak di dunia. Data tersebut bisa menjadi andalan para pemilik bisnis atau perusahaan untuk menggandeng para selebgram atau influencer Instagram dalam berkampanye atau mempromosikan produk.

4. Influencer TikTok

Tidak jauh berbeda dengan YouTuber dan selebgram, influencer TikTok atau biasa disebut creators memiliki fans dan followers setia yang mengikuti setiap konten terbaru muncul di beranda. Algoritma TikTok diprogram untuk menilai video yang kamu sukai dan bagikan. Kemudian, algoritma itu mulai menghitung jam menonton, jumlah loves, termasuk ketika video tersebut dibagikan oleh para penggunanya.

Jumlah pengguna TikTok saat ini lebih dari satu miliar. Hal ini memungkinkan siapa saja bisa mengakses video yang diunggah di TikTok dan kesempatan untuk mendapatkan uang dari unggahan tersebut pun makin luas. Para creators dengan jumlah pengikut signifikan di TikTok bisa menjadi influencer yang dapat kamu ajak kerja sama karena kesempatanmu meluaskan pangsa pasar bisa terbuka lebar.

Pengaruh Jumlah Follower

Satu catatan penting yang harus diingat adalah biaya jasa influencer akan makin mahal sejalan dengan kian banyaknya jumlah pengikut yang mereka miliki. Namun, kamu tidak perlu khawatir jika ingin menggunakan jasa mereka. Kualitas konten yang digital influencer tampilkan di setiap akun sosial medianya akan semakin baik dan bermutu karena mereka, terutama mega influencer, memiliki tim produksi yang bisa menghasilkan konten terbaik.

Hal ini dikarenakan para influencer yang memiliki pengikut banyak akan sangat memperhatikan kualitas konten media sosialnya demi kepentingan bisnis mereka. Catatan penting lainnya yang harus kamu perhatikan adalah dalam memilih influencer tidak serta merta hanya karena melihat jumlah pengikutnya. Pesan brand dan citra perusahaan akan berdampak jika kamu memilih influencer sembarangan.

Pastikan kamu memilih influencer dengan hati-hati. Cek terlebih dahulu apakah influencer yang kamu pilih ada relevansinya dengan brand, perhatikan kualitas konten media sosialnya, citra influencer di mata masyarakat, dan pastinya sesuaikan harga yang ditawarkan influencer sesuai dengan anggaran yang kamu miliki.

source : https://eraspace.com/artikel/post/5-platform-langganan-game-digital-yang-memudahkan-akses-bermain

Publisher : yazid azzam

Comments

Popular Posts